Pidato Kerusakan Lingkungan

by 17.24 1 komentar
Hai guys, buat kalian yang dapet tugas pidato, mau cari referensi? Nah, ini aku buat pidato tentang kerusakan lingkungan. yah... walaupun mungkin ngga begitu bagus. Ngga papa lah buatan sendiri.

Assalamualaikum wr.wb
Yang terhormat Ibu Sriyati, selaku guru Bahasa Indonesia
Dan teman-teman yang saya sayangi

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi taufik dan hidayahnya sehingga kita dapat berkumpul di sore hari ini dalam keadaan sehat wal afiyat. Tak lupa sholawat serta salam mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Bumi semakin hari semakin panas. Mungkin sekarang ini kalian juga merasakan bumi yang semakin panas ini. Sebenarna dulu di Indonesia terdapat banyak hutan yang ditumbuhi dengan berbagi pohon dan tanaman yang rindang, sehingga Indonesia dijuluki zamrud khatulistiwa. Namun dimana hutan itu sekarang? Hutan itu sudah di tebang, di bakar habis oleh para manusia yang serakah.Tidak hanya hutan sekarang banyak pohon ditepi jalan yang ditebangi unuk dibuat halaman pertokoan, halaman parkir, dan lain sebagainya. Namun naasnya setelah menebang mereka tidak menanami hutan itu kembali. Mereka tidak berfikir, apa yang terjadi jika hutan itu gundul. Bayangkan saja jika hujan lebat terjadi. Mulanya ada akar-akar pohon yang dapat menyerap kelebihan air, namun karena sudah habis ditebang tak ada yang menyerap kelebihan air air pasti langsung turun ke sungai yang menyebabkan tepi sungai longsor dan jika itu terjadi terus menerus juga dapat menyebabkan banjir.  Selanjutnya pembakaran hutan, mereka membakar habis hutan untuk dibangun perumahan, industri, pusat perbelanjaan, dll. Jika pembakan hutan dilakukan terus-menerus asap tebal akan menutupi pemukiman penduduk yang bisa membuat sesak nafas, iritasi mata, dan berbagai macam penyakit lainnya. Selain itu aktifitas penduduk, transportasi, dan sebagainya akan terganggu. Peristiwa pembakaran besar-besaran yang menyebabkan kabut asap terjadi diIndonesia pada tahun ini. Tepatnya kabuat asap terjadi di Riau. Itu semua terjadi karena ulah manusia yang serakah dan tak mau bertanggung jawab. Karena kerusakan itulah Indonesia hamper kehilangan zamrud dan citranya.
Beberapa kejadian yang saya sebutkan tadi dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global atau lebih sering di sebut “Global Warming”. Global warming adalah satu tanda terburuk bagi seluruh bumi dan isinya. Mengapa? Karena dengan meningkatnya panas bumi salju dan gunung es yang ada di kutub akan mencair. Dan jika itu terjadi kita semua akan terendam oleh limpasan air yang bersal dari mencairnya gunung –gunung es yang berada di daerah kutub. Dan asal kalian tahu juga, Indonesia dianggap sebagai penyumbang global warming cukup besar di mata internasional.
Menyaksikan hal seperti itu, apa kita hanya akan pura-pura buta? Marilah kita raba mulai hari ini, masihkah hati nurani kita peduli terhadap alam? Jadi untuk itu, mulai hari ini marilah kita menyayangi lingkungan dengan cara menanam pohon atau tanaman hijau mulai dari pekarangan rumah, di lingkungan sekolah, atau dilahan dekat rumah yang gersang yang tak termanfaatkan. Dan marilah kita mengadakan “Reboisasi” atau penanaman kembali hutan yang gundul.
Harapan saya kita semua tidak hanya memanfaatkan alam sesuka hati kita dan tidak peduli apakah alam itu akan rusak. Kita juga harus menjaga keseimbangan alam. Dan kita tidak boleh hanya menanam kita harus merawatnya. Karena kita sebagai generasi penerus, jadilah generasi penerus yang mencintai alam. Ini semua untuk kita sendiri, anak cucu kita, uantuk Negara, bahkan dunia. Karena sebenarnya “Bukan Tergantung Alam Kelangsungan Hidup Kita, Tetapi Tergantung Kita Menghidupkan Alam Untuk Kelangsunga Hidup Kita”
Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Jika ada yang kata kurang berkenan saya mohon maaf. Karena seperti kata pepatah         “ Tak Ada Gading Yang Tak Retak ”.

Wassalamualaikum wr.w
b

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

1 komentar: